Nama : Evelyn Fiona S
NPM : 33213001
Kelas : 2DD02
Mata Kuliah : Pemasaran usaha syariah (sofskill)
Menciptakan nilai dan kepuasan bagi
pelanggan
Selama lebih
dari 35 tahun yang lalu ,Peter Drucker memperhatikan bahwa ugas pertama sebuah
perusahaan adalah menciptakan pelanggan.Akan tetapi,pelanggan masa kini
menghadapi beraneka ragam pilihan produk dan merk,harga dan pemasok.Bagaimana
pelanggan menentukan pilihan mereka?
Kita percaya
bahwa para pelanggan memperkirakan penawaran mana yang akan menyerahkan nilai
tertinggi.Para pelanggan menginginkan nilai maksimun ,dengan dibatasi oleh
biaya pencarian serta keterbatasan pengetahuan,mobilitas,dan penghasilan.Mereka
membentuk suatu harapan akan nilai dan bertindak berdasarkan hal itu.Kenyataan
apakah suatu penawaran memenuhi harapan akan nilai mempengaruhi kepuasan dan
kemungkinan pembelian kembali .
Nilai pelanggan
Nilai
bagi pelanggan(customer delivered value) adalah
selisih antara nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total.Nilai
pelanggan total (total customer value) adalah sekumpulan manfaat yang
diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu.Biaya pelanggan total (total
customer cost)adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumenyang
dikeluarkan untuk mengevaluasi,mendapatkan,menggunakan,dan membuang produk atau
jasa.
Memaksimunkan
nilai yang diberikan merupakan kerangka acuan yang bermanfaat yang berlaku
dalam banyak situasi dan memberikan banyak pengertian.
Kepuasan Pelanggan
Keputusan adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi/kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan
harapan-harapannya.
Seperti
dijelaskan dalam definisi diatas,,kepuasan merupakan fungsi dari persepsi/kesan atas kinerja dan harapan.Jika
kinerja berada dibawah harapan ,pelanggan tidak puas.Jika kinerja memenuhi
memenuhi harapan,pelanggan puas.Jika kinerja melebihi harapan,pelanggan amat
puas atau senang.
Banyak
perusahaan memfokuskan pada kepuasan tinggi karena para pelanggan yang
kepuasannya hanya pas mudah untuk berubah pikiran bila mendapat tawaran yang
lebih baik.Mereka yang amat puas lebih sukar untuk mengubah pilihannya.Kepuasan
tinggi atau kesenangan yang tinggi menciptakan kelekatan emosional terhadap
merek tertentu,bukan hanya kekuatan/prefernsi rasional.Hasilnya adalah
kesetiaan pelanggan yang tinggi.Manajemen senior Xerox yakin bahwa bagi
perusahaan ,pelanggan yang sangat puas atau sangat senang,bernilai 10 kali
lipat daripada pelanggan yang puas.Pelanggan yang sangat puas mungkin akan
tetap bersama Xerox selama bertahun-tahun dan akan membeli lebih banyak
dibandingkan pelanggan yang puas.
Walaupun perusahaan
yang berfokus pada pelanggan berusaha mencapai kepuasan pelnggan yang
tinggi,sasaran utamanya bukanlah untuk memaksimumkan kepuasan pelanggan.Jka
perusahaan meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menurunkn harganya atau
peningkatan pelayanannya,hasilnya mungkin adalah laba yang rendah.Perusahaan
mungkin mampu meningkatkan profitbilitasnyadengan cara selain dari meningkatkan
kepuasan (sebagai contoh , dengan memperbaiki proses manufaktur atau menambah
investasi didepartemen Litbang).Juga perusahaan mempunyai banyak pemercaya (stakeholders),termasuk
karyawan,penyalur,pemasok dan pemegang saham . Mengeluarkan lebih banyak biaya
untuk meningkatakan kepuasan pelanggan mungkin mengalihkan dana yang seharusnya
untuk meningkatkan kepuasan “mitranya”.
Perencanaan strategik dan proses
pemasaran
Perencanaan
Strategis adalah membuat dan melaksanakan rencana pemasaran
Perencanaan
strategis merupakan proses manajerial
untuk menghasilkan dan mempertahankan kesesuaian antara sasaran dan sumber daya
organisasi dengan peluang pasar (market oportunities) yang timbul.
Tujuan
perencanaan strategis adalah menghasilkan laba dan pertumbuhan jangka panjang.
è suatu pengambilan keputusan strategis (strategis decisions)
membutuhkan komitmen atas sumber daya
secara jangka panjang.
Catatan : Kesalahan
dalam membuat strategi dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
Sebaliknya, perencanaan strategis yang baik dapat membantu melindungi sumber
daya perusahaan memproteksi sumber dayanya terhadap desakan persaingan.
Proses Pemasaran
Unsur-unsur Rencana Pemasaran
Perusahaan memerlukan rencana pemasaran karena
è ruang lingkup rencana pemasaran sangat luas dan kompleks.
Tiga
elemen yang terdapat dalam semua rencana pemasaran :
1.
Penentuan misi dan sasaran
perusahaan
2.
Melakukan analisis situasi
3.
Menggambarkan pasar yang dituju
dan menetapkan komponen-komponen bauran pemasaran.
Elemen-elemen yang mungkin termasuk dalam rencana pemasaran
:
1.
Anggaran
2.
Jadwal pelaksanaan
3.
Upaya-upaya penelitian
pemasaran yang diperlukan
4. Elemen-elemen
dari perencanaan pemasaran
Lingkungan Pemasaran
Lingkungan Pemasaran adalah
lingkungan perusahaan yang terdiri
dari pelaku dan kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk
membangun dan mempertahankan hubungan yang berhasil dengan pelanggan sasaran.
Perusahaan harus terus melakukan pengamatan secara terus
menerus dan beradaptasi dengan lingkungan yang bersifat kompleks dan terus
berubah-ubah. Dengan mempelajari lingkungan, perusahaan dapat menyesuaikan
strategi perusahaan untuk memenuhi tantangan dan peluang pasar yang baru.
Lingkungan Pemasaran terdiri dari:
Lingkungan Pemasaran terdiri dari:
A.Lingkungan
Mikro Perusahaan
Lingkungan
Mikro Perusahaan merupakan pelaku yang dekat dengan perusahaan dan memengaruhi
kemampuan perusahaan untuk melayani pelanggannya.Lingkungan mikro perusahaan
terdiri dari: perusahaan, pemasok, perantara pemasaran, pasar pelanggan,
pesaing, dan masyarakat.
1.Perusahaan
Dalam merancang rencana pemasaran, manajemen pemasaran memperhitungkan kelompok dalam perusahan
seperti manajemen puncak, keuangan, riset dan pengembangan, pembelian, operasi,
akuntasi. Semua kelompok saling berhubungan membentuk lingkungan internal.
Kelompok-kelompok ini bekerja sama secara harmonis untuk memberikan nilai dan
kepuasan pelanggan yang unggul.
2.Pemasok
Pemasok membentuk hubungan penting dalam keseluruhan system
penghantar nilai perusahaan. Pemasok menyediakan sumber daya yang diperlukan
oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasanya. Masalah pemasok sangat
mempengaruhi pemasaran karena apabila pemasok masalah akan mengurangi penjualan
perusahaan dan mengurangi nilai kepuasan pelanggan.
3.Perantara Pemasaran
Perantara pemasaran membantu perusahaan mempromosikan,
menjual, dan mendistribusikan produknya ke pembeli akhir. Perantara pemasaran
meliputi penjual perantara, perusahaan distribusi fisik, agen jasa pemasaran,
dan perantara keuangan.
Penjual perantara adalah perusahaan saluran distribusi yang
membantu perusahaan menemukan pelanggan atau melakukan penjualan untuk perusahaan.
Penjual perantara diliputi pedagang grosir dan pengecer.
Perusahaan distribusi fisik membantu perusahaan menyimpan
dan memindahkan barang-barang perusahaan dari titik asalnya ke tempat tujuan.
Agen jasa pemasaran adalah firma riset pemasaran, agen periklanan,
perusahaan media, dan firma konsultan pemasaran yang membantu perusahaan
menetapkan target dan mempromosikan produk perusahaan pada pasar secara
tepat.Agen jasa pemasaran adalah firma riset pemasaran, agen
periklanan,perusahaan media, dan firma konsultan pemasaran yang membantu
perusahaan menetapkan target dan mempromosikan produk perusahaan pada pasar
secara tepat.
4.Pelanggan
Perusahaan harus mempelajari lima jenis pasar pelanggan
secara lebih dekat:
- Pasar Konsumen terdiri dari
perorangan dan keluarga yang membelibarang dan jasa untuk konsumsi
pribadi.
- Pasar Bisnis membeli barang dan
jasa untuk pemrosesan lebih lanjut atau untuk digunakan dalam proses
produksi perusahaan.
- Pasar Penjual Perantara membeli
barang dan jasa untuk dijual kembali demi mendapatkan laba.
- Pasar Pemerintah terdiri dari
badan-badan pemerintah yang membeli barang dan jasa untuk menghasilkan
pelayanan umum.
- Pasar Internasional terdiri
dari para pembeli di negara lain, termasuk konsumen, produsen, penjual
perantara, dan pemerintah.
5.Pesaing
Konsep
pemasaran yang berhasil apabila perusahaan dapat menyediakan nilai dan kepuasan
pelanggan yang lebih besar daripada pesaing. Oleh karena itu, perusahaan harus
menyesuaikan pemasaran dengan kebutuhan konsumen sasaran. Perusahaan juga harus
memiliki strategi penawaran yang lebih kuat dari penawaran pesaing dalam
pikiran konsumen.
6.Masyarakat
Masyarakat
adalah kelompok yang mempunyai potensi kepentingan atau kepentingan nyata, atau
pengaruh pada kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Ada tujuh tipe
masyarakat: Masyarakat keuangan, masyarakat media, masyarakat pemerintah,
masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat, masyarakat local, masyarakat umum,
masyarakat internal.
B.Lingkungan Makro Perusahaan
Lingkungan
Makro perusahaan merupakan kekuatan sosial yang lebih besar yang memengaruhi
lingkungan mikro perusahaan. Lingkungan makro perusahaan terdiri dari:
Lingkungan demografis, ekonomi, alam, teknologi, politik, dan budaya.
1.Lingkungan Demografis
Demografi
adalah studi kependudukan manusia menyangkut ukuran, kepadatan, lokasi, usia,
jenis kelamin, ras, lapangan kerja, dan data statistic
lain. Lingkungan demografi menjadi minat utama perusahaan karena lingkungan
demografis menyangkut masyarakat, dan masyarakat membentuk pasar.
2.Lingkungan Ekonomi
Lingkungan
ekonomi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pengeluaran
konsumen. Suatu bangsa mempunyai tingkat dan distribusi pendapatan yang sangat
beragam. Sejumlah negara mempunyai ekonomi subsisten-negara mengkonsumsi
hasil pertanian dan industrinya sendiri. Negara-negara menawarkan peluang pasar
yang kecil. Ekonomi industry-menawarkan pasar yang kaya untuk berbagai
jenis barang yang berbeda.
3.Lingkungan Alam
Lingkungan
alam memperlihatkan kekurangan potensial dari bahan baku tertentu, biaya energi
yang tidak stabil, tingkat populasi yang meningkat, dan gerakan “hijau” yang
berkembang untuk melindungi lingkungan.
4.Lingkungan Teknologi
Lingkungan
teknologi adalah kekuatan yang menciptakan teknologi baru, menciptakan produk,
dan peluang pasar, yang baru. Teknologi telah menciptakan benda-benda yang
mengagumkan seperti antibiotic, pembedahan robotic, alat-alat elektronik mini,
komputer, laptop, dan internet. Dengan adanya teknologi baru maka akan menciptakan
pasar dan peluang baru.
5.Lingkungan Politik
Keputusan
pemasaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan-perkembangan dalam lingkungan
politik. Lingkungan politik terdiri dari hukum, badan pemerintah, dan kelompok
LSM yang mempengaruhi atau membatasi berbagai organisai dan individu di dalam
masyarakat tertentu.
6.Lingkungan Budaya
Lingkungan
budaya terdiri dari institusi dan kekuatan lain yang mempengaruhi nilai dasar,
persepsi, selera, dan perilaku masyarakat. Manusia tumbuh dalam masyarakat
tertentu yang membentuk keyakinan dan nilai dasarnya. Karakteristik budaya yang
mempengaruhi pengambilan keputusan pemasaran adalah: Keteguhan pada nilai-nilai
budaya dan perubahan dalam nilai budaya sekunder.
Dari era rasional ke emosional ke
spiritual
Pasar syariah
adalah pasar yang emosional ( emotional market ) , sedangkan pasar konvensional
adalah pasar yang rasional ( rational market ).Maksudnya orang tertarik untuk
berbisnis pada pasar syariah karena alasan-alasan keagamaan yang lebih bersifat
emosional , bukan karena ingin mendapatkan keuntungan finansial yang rasional.
Sebaliknya,pada pasar konvensional atau non-syariah , orang ingin mendapatkan
keuntungan financial yang sebesar-besarnya, tanpa terlalu peduli apakah bisnis
yang digelutinya tersebut mungkin menyimpang atau malah bertentangan dengan
ajaran agama nya(Islam).Ketika seorang nasabah rasional mendapatkan informasi
bahwa suku bunga perbankan (konvensional) sedang tinggi , ia menarik dananya di
bank syariah dan memindahkannya ke bank konvensional.Teori pemasaran
konvensional mengatakan ini adalah sikap yang rasional karena dia mencoba
menghindar dari situasi yang kurang menguntungkan. Ini juga bisa dikatakan cara
berpikir emosional,karena hanya mempertimbangkan keuntungan dunia tetapi
mengabaikan keuntungan akhirat.Sebaliknya seorang nasabah yang menurut sebagian
pihak emosional karena mengedepankan nilai-nilai ajaran agamanya(Islam) dalam
setiap pengambilan keputusan investasi ,sebenarnya mempunyai dua perspektif
waktu.Pertama, perspektif waktu sekarang,yaitu ketika ia masih hidup
didunia.Kedua,perspektif waktu setelah mati yaitu periode sejak nasabah
meninggal atau kehidupan alam kubur sampai dengan waktu saat manusia akan
dihitung amal baik dan buruknya selama hidup didunia (dihisab).Adanya
perspektif waktu setelah mati pada nasabah Muslim inidapat menjelaskan mengapa
seorang nasabah bank syariah bahkan bisa menerima keuntungan yang nilainya
lebih kecil sepanjang hal itu halal.Praktik bisnis dan pemasaran sebenarnya
bergeser dan mengalami transformasi dari level intelektual (rasional) , ke
emosional , dan akhirnya ke spiritual.Pada akhirnya,konsumen akan
mempertimbangkan kesesuaian produk dan jasa terhadap nilai-nilai spiritual yang
diyakininya.Dilevel intelektual ,pemasaran memang menjadi seperti “robot”
dengan mengandalkan kekuatan logika dan konsep-konsep keilmuan.Dilevel
intelektual (rasional),pemasar menyikapi pemasaran secara fungsional-teknikal
dengan menggunakan sejumlah tools pemasaran seperti , segmentansi ,targeting
,positioning, marketing-mix, branding, dan sebagainya.Dilevel emosional
,kemampuan pemasar dalam memahami emosi dan perasaan pelanggan menjadi
penting.Jika di level intelektual pemasaran layaknya sebuah “robot” ,di level
emosional pemasaran menjadi seperti ”manusia” yang berperasaan dan
empatik.Beberapa konsep pemasaran yang ada pada level emosional ini antara lain
experiential marketing dan emotional branding.Spiritual marketing merupakan
tingkatan tertinggi.Orang tidak semata-mata
menghitung lagi untung atau rugi , tidak terpengaruh lagi dengan hal-hal
yang bersifat duniawi.Dalam bahasa syariah ,spiritual marketing adalah
tingkatan “pemasaran langit:” , yang karena didalam keseluruhan prosesnya tidak
ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
muamalah(bisnis syariah)., ia mengandung nilai-nilai ibadah ,yang menjadikannya
berada pada puncak tertinggi dalam pemasaran atau muamalah.
Spiritual Marketing sebagai jiwa bisnis
Menurut Stephen
R Covey,penulis buku legendaries , The 7 habbit of highly effective people.Di
penghujung puncak kariernya sebagai konsultan kelas dunia, ia menerbitkan buku
baru ,The 8th habbit : From effectiveness to greatness. Covey
akhirnya berkesimpulan bahwa factor spiritual merupakan factor kunci terakhir
yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam suatu perusahaan.Ia menyebutnya
dengan “voice”. Seorang pemimpin
harus memiliki empat style yaitu pathfinding (perintisan),aligning
(penyelarasan),empowering (pemberdayaan),dan modeling (panutan).Pada bagian
akhir inilah Covey kemudian menyadari bahwa untuk menjadi pemimpin yang bisa
jadi panutan (modeling),seorang pemimpin haruslah memimpin berdasarkan
prinsip.Pemimpin harus mampu menyatukan kata dengan perbuatan, dan pemimpin
adalah orang yang layak dipercaya.Kata kunci untuk semua ini adalah kejujuran
yang senantiasa menjadi bagian dari nilai-nilai spiritual.Sebenarnya spiritual
marketing ini dapat kita laksanakan dengan optimal jika dalam segala aktivitas
sehari-hari kita menempatkan Tuhan sebagai holder utama.Inilah perbedaan pokok
antara pemasaran biasa dan spiritual marketing.Kita menempatkan Tuhan sebagai
satu-satunya pemilik kepentingan ( the ultimate stake holder).
Karakteristik syariah marketing
Ada 4
karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar
sebagai berikut :
1.Teistis (
rabbaniyyah )
2.Etis
(akhalaqiyyah)
3.Realistis ( Al-waqi’iyyah)
4.Humanistis (Al-sinsaniyyah)
Teistis ( Rabbaniyyah )
Salah satu ciri
khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam pemasaran konvensional yang
dikenal selama ini adalah sifatnya yang religious(diniyyah).Kondisi ini
tercipta tidak karena keterpaksaan ,tetapi berangkat dari kesadaran akan
nilai-nilai religious,yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran
agar tidak terperosok kedalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain.Jiwa
seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang teistis atau
bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling adil,paling sempurna,paling
selaras dengan segala bentuk kebaikan,paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan,paling
mampu mewujudkan kebenaran , memusnahkan kebatilan dan menyebarluaskan
kemasalahan.Karena merasa cukup akan segala kesempurnaan dan kebaikannya,dia
rela melaksanakannya.
Etis (Akhalaqiyyah)
Keistimewaan
yang lain dari syariah marketer selain karena teistis (rabbaniyyah),juga karena
ia sangat mengedepankan masalah akhlak(moral,etika)dalam seluruh aspek
kegiatannya.Kasus Enron, WorldCom ,Global Crossing,serta beberapa kasus korupsi
dinegara kita menunjukkan bahwa nilai-nilai etika dan moral sudah tidak lahi
menjadi pedoman dalam berbisnis.Segala cara dihalalkan asalkan bisa mendapatkan
keuntungan financial yang sebesar-besarnya.Sifat etis ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat
teitis (rabbaniyyah)diatas.Dengan demikian syariah marketing adalah konsep
pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika,tidak peduli
apapun agamanya.Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat
universal,yang diajarkan oleh semua agama.
Realistis (Al-Waq’iyyah)
Syariah
marketing bukanlah konsep yang eksklusif,fanatis,anti-modernitas,dan
kaku.Syariah marketing adalah konsep pemsaran yang fleksibel sebagaimana
keluasan dan keluwesan syariah Islamiyah yang melandasinya.
Syariah marketer
bukanlah berarti pemasar itu harus berpenampilan ala bangsa Arab dan
mengharamkan dasi karena dianggap symbol masyarakat barat,misalnya.Syariah
marketer adalah para pemasar professional dengan penampilan yang bersih
rapi,dan bersahaja ,apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakannya.Mereka
bekerja dengan professional dan mengedepankan nilai-nilai
religius,kesalehan,aspek moral,dan kejujuran dalam segala aktivitas
pemasarannya.Ia tidak kaku,tidak eksklusif tetapi sangat fleksibel dan luwes
dalam besikap dan bergaul.Ia sangat memahami bahwa dalam situasi pergaulan di
lingkungan yang sangat heterogen,dengan bergam suku,agama,dan ras,ada ajaran
yang diberikan oleh Allah Swt ,dan dicontohkan oleh Nabi untuk bisa bersikap
lebih bersahabat,santun,dan simpatik terhadap saudara-saudaranya dari umat
lain.Ada sejumlah pedoman dalam kemunafikan,kecurangan,kebohongan,atau penipuan
yang sudah biasa terjadi dalam dunia bisnis.Akan tetapi,syariah marketing
berusaha tegar,istiqamah,dan menjadi cahaya penerang ditengah-tengah kegelapan.
Humanistis (Al-insaniyyah)
Keistimewaan
syariah marketing yang lain adalah sifatnya yangsifatnya humanistis dan
universal.Pengertian humanistis (al-insaniyyah) adalah bahwa syariah diciptakan
untuk manusia agar derajatnya terangkat,sifat kemanusiaannya terjaga dan
terpelihara,serta sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan
syariah.Dengan memiliki nilai humanistis ia menjadi manusia yang terkontrol dan
seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah ,yang menghalalkan segala cara
untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.Bukan menjadi manusia yang bisa
bahagia diatas penderitaan orang lain atau manusia yang hatinya kering dengan
kepedulian sosial.Syariat Islam adalah syariah humanistis(insaniyyah).Syariat
Islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras,
warna kulit ,kebangsaan dan status.Hal inilah yang membuat syariah memiliki
sifat universal sehingga menjadi syariat humanistis universal.Diantara
dalil-dalil tentang sifat humanistis dan universal syariat Islam adalah prinsip
ukhuwwah insaniyyah (persaudaraan antarmanusia ).Islam tidak memedulikan semua
factor yang membeda-bedakan manusia,baik asal daerah,warna kulit,maupun status
social.Islam mengarahkan seruannya kepada manusia,bukan kepada sekelompok orang
tertentu,atas dasar ikatan persaudaraan antar sesama manusia.
Berbisnis dengan konsep syariah
Ada
empat prinsip (aksioma) dalam ilmu ikonomi Islam yang mesti diterapkan dalam
bisnis syari’ah, yaitu: Tauhid (Unity/kesatuan), Keseimbangan atau kesejajaran
(Equilibrium), Kehendak Bebas (Free Will), dan Tanggung Jawab
(Responsibility).[1]
Tauhid
mengantarkan manusia pada pengakuan akan keesaan Allah selaku Tuhan semesta
alam. Dalam kandungannya meyakini bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini
bersumber dan berakhir kepada-Nya. Dialah pemilik mutlak dan absolut atas semua
yang diciptakannya. Oleh sebab itu segala aktifitas khususnya dalam muamalah
dan bisnis manusia hendaklah mengikuti aturan-aturan yang ada jangan sampai
menyalahi batasan-batasan yang telah diberikan.
Keseimbangan
atau kesejajaran (Equilibrium) merupakan konsep yang menunjukkan adanya
keadilan sosial. Kehendak bebas (Free Will) yakni manusia mempunyai suatu
potensi dalam menentukan pilihan-pilihan yang beragam, karena kebebasan manusia
tidak dibatasi. Tetapi dalam kehendak bebas yang diberikan Allah kepada manusia
haruslah sejalan dengan prinsip dasar diciptakannya manusia yaitu sebagai
khalifah di bumi. Sehingga kehendak bebas itu harus sejalan dengan kemaslahatan
kepentingan individu telebih lagi pada kepentingan umat.
Tanggung
Jawab (Responsibility) terkait erat dengan tanggung jawab manusia atas segala
aktifitas yang dilakukan kepada Tuhan dan juga tanggung jawab kepada manusia
sebagai masyarakat. Karena manusia hidup tidak sendiri dia tidak lepas dari
hukum yang dibuat oleh manusia itu sendiri sebagai komunitas sosial. Tanggung
jawab kepada Tuhan tentunya diakhirat, tapi tanggung jawab kepada manusia
didapat didunia berupa hukum-hukum formal maupun hukum non formal seperti
sangsi moral dan lain sebagainya.
Sementara
menurut Beekun terdapat 5 aksioma dalam ekonomi islam. Sebagai yang kelima
adalah benovelence atau dalam istilah lebih familiar dikenal dengan Ihsan.Ihsan
adalah kehendak untuk melakukan kebaikan hati dan meletakkan bisnis pada tujuan
berbuat kebaikan. Kelima prinsip tersebut secara operasional perlu didukung
dengan suatu etika bisnis yang akan menjaga prinsip-prinsip tersebut dapat
terwujud.
Berbisnis dengan Qalbu
Bagaimana berbisnis dengan Hati
Hati
adalah sumber pokok bagi segala kebaikan dan kebagahagian seseorang. Bahkan
bagi seluruh makhluk yang dapat berbicara, hati merupakan kesempurnaan hidup
dan cahayanya.
Muhammad sebagai Wirausahawan Sejati
Jiwa wirausaha atau entrepreneurship adalah salah satu
kekuatan yang dikembangkan oleh Rasulullah. Sedangkan wirausahawan atau
entrepreneur itu sendiri secara sederhana adalah kemampuan kita untuk
menciptakan dan mendisain manfaat dari apapun yang ada di dalam diri dan
lingkungan. Apapun yang dilihat dapat dikemas menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Wirausahawan mampu mengenal situasi dan mendayagunakan situasi tersebut
sehingga bisa menghasilkan manfaat.
Sembilan etika pemasar
Apabila
dirumuskan, dalam Islam terdapat sembilan macam etika (akhlak) yang harus
dimiliki seorang tenaga pemasaran yaitu :
1.Memiliki kepribadian
spiritual (Taqwa)
Sebuah
hadist diriwayatkan dari ‘Umar r.a. yang mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah
SAW bersabda: Sekiranya kalian bertawaqal (menyerah) kepada
Allah dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan memberikan rezeki kepada kalian
seperti burung yang keluar di pagi hari dengan perut kosong (lapar),
tetapi kembali di sore hari dengan perut penuh (kenyang).”
2.
Berkepribadian baik dan simpatik (Shiddiq)
Al-Quran
mengajarkan untuk senantiasa berwajah manis, berprilaku baik, dan
simpatik.
3.Berlaku adil
dalam berbisnis (Al-'adl)
Berbisnislah kalian secara adil, kata Allah. Berbisnis
secara adil hukumnya wajib, tidak hanya himbauan dari Allah.
4.Melayani nasabah
dengan rendah hati (Khidmah)
Sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang
pemasar. Tanpa sikap melayani, yang melekat dalam kepribadiannya, dia bukanlah
seorang yang berjiwa pemasar.Rasulullah bersabda bahwa salah satu ciri orang
beriman adalah mudah bersahabat dengan orang lain, dan orang lainpun mudah
bersahabat dengannya.
5. Selalu
menepati janji dan tidak curang (Tahfif)
Allah
SWT berfirman tentang sikap amanah, “… jika sebagian kamu memercayai
sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanahnya dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya…”
6. Jujur dan
terpercaya (Al-Amanah)
Diantara akhlak yang harus menghiasi bisnis syariah dalam
bisnis setiap gerak-geriknya adalah kejujuran. Beliau bersabda, “Sumpah
palsu dapat melariskan barang dagangannya, tetapi menghancurkan mata
penchariannya.”
7.
Tidak suka berburuk sangka (Su’uzh-zhann)
Saling menghormati satu sama lain merupakan ajaran Nabi
Muhammad SAW yang diimplementasikan dalam perilaku bisnis modern. Tidak boleh
satu pengusaha menjelekn pengusaha yang lain, hanya bermotifkan persaingan bisnis.
8. Tidak suka
menjelek-jelekkan (Ghibah)
Kita dilarang Ghibah (mengumpat/menjelek-jelekan).
Seperti firman Allah, “Dan jangan dari kamu mengumpat sebagian yang lain.”
Manusia tidak suka kalau bentuknya, perangainya, nasabnya, dan ciri-ciri yang
tidak baik dibicarakan.
9. Tidak
melakukan suap (Riswah)
Dalam
syariah, menyuap (risywah) hukumnya haram, dan menyuap termasuk dalam kategori
makan harta orang lain dengan cara batil.
Membangun Bisnis dengan Nilai-Nilai Syariah
Jujur Adalah Sifat Para Nabi
Shiddiq (jujur,benar) adalah lawan kata dari kidzb (bohong atau
dusta). Berikut adalah contoh-contoh kejujuran para nabi:
Kejujuran Nabi Yusuf
Allah SWT menggambarkan Nabi Yusuf sebagai orang yang amat jujur. Sang
pelayan yang berjumpa dengan Yusuf itu mengambil manfaat dari pengaruh dan
cahaya Yusuf.
Kejujuran Nabi Ibrahim
Ia adalah orang yang kejujurannya lebih, banyak membenarkan kegaiban dari
Allah, membenarkan ayat-ayat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan para utusan-Nya.
Kejujuran Nabi Isma’il
Isma’il adalah seorang rasul dan nabi. Ia menyuruh keluarganya untuk shalat
dan beribadah, karena ia ingin menjadikan mereka sebagai suri tauladan bagi
orang-orang di belakangnya.
Kejujuran Nabi Idris
Ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang nabi.
Kejujuran Nabi Isa
Nabi Isa sebagai utusan Allah karena kesalehan, kejujuran, dan
kepeduliannya yang sangat tinggi kepada kaumnya.
Kejujuran Nabi Muhammad SAW
Kejujuran Nabi Muhammad dibuktikan oleh para penolongnya, oleh orang-orang
yang beriman kepadanya. Cukuplah bagi kita kesaksian jibril yang terpercaya
membawa sebagai dalil yang paling baik bagi kejujuran Nabi Muhammad SAW.
Membangun nilai-nilai
kejujuran dalam bisnis
Sifat jujur
adalah merupakan sifat para nabi dan rasul yang diturunkan Allah Swt. Nabi dan
rasul datang dengan metode (syariah) yang bermacam-macam, tetapi sama-sama
menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran.
Ulama terkemuka abad ini Syaikh
Al-Qardhawi mengatakan, diantara nilai transaksi yang terpenting dalam bisnis
adalah al-amanah (kejujuran). Ia merupakan puncak moralitas iman dan
karakteristik yang paling menonjol dari orang yang beriman. Bahkan kejujuran
merupakan karakteristik para nabi. Tanpa kejujuran kehidupan agama tidak akan
berdiri tegak dan kehidupan dunia tidak akan berjalan baik.
Ada empat hal yang menjadi key
success factors (KSF) dalam mengelola suatu bisnis, agar mendapat celupan
nilai-nilai moral yang tinggi. Untuk memudahkan mengingat, kita singkat dengan
SAFT, yaitu:
1.
Shiddiq (benar dan jujur)
Jika seorang
pemimpin senantiasa berprilaku benar dan jujur dalam sepanjang kepemimpinannya,
jika seorang pemasarsifat shiddiq haruslah menjiwai seluruh prilakunya dalam
melakukan pemasaran, dalam berhubungan dengan pelanggan, dalam bertransaksi
dengan nasabah, dan dalam membuat perjanjian dengan mitra bisnisnya.
2.
Amanah (terpercaya, kredibel)
Artinya,
dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan kredibel, juga bermakna keinginan untuk
untuk memenuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan. Diantara nilai yang terkait
dengan kejujuran dan melengkapinya adalah amanah.
3.
Fathanah (cerdas)
Dapat
diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau kebijaksanaan. Pemimpin yang
fathanah adalah pemimpin yang memahami, mengerti dan menghayati secara mendalam
segala hal yang menjadi tugas dan kewajibannya.
4.
Thabligh (komunikatif)
Artinya
komunikatif dan argumentatif. Orang yang memiliki sifat ini akan
menyampaikannya denga benar (berbobota0 dan dengan tutur kata yang tepat (bi
al-hikmah). Berbicara dengan orang lain dengan sesuatu yang mudah dipahaminya,
berdiskusi dan melakukan presentasi bisnis dengan bahsa yang mudah dipahami
sehingga orang tersebut mudah memahami pesan bisnis yang ingin kita sampaikan.
Keadilan versus
keserakahan
Salah satu prinsip dari bermuamalah yang harus menjadi
akhlaq dan harus tertanam dalam diri pemasar adalah sikap adil (al-‘adl). Lawan
kata dari keadilan adalah kedzaliman (Al-Dzulm), yaitu sesuatu yang telah
diharamkan Allah atas diri-Nya sebagaimana telah diharamkan-Nya atas hamba-Nya.
Sifat-sifat yang
membangun dalam bisnis
Sifat yang harus dimiliki untuk membangun bisnis yaitu :
- Memiliki
sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
- Selalu
berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan
memiliki inisiatif.
- Memiliki
kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
- Bertingkah
laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap
saran dan kritik yang membangun.
- Memiliki
inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
- Memiliki
persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
- Memiliki
keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Sumber :
1.
Hermawan
Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah
Marketing, Cetakan I, 2006, Mizan Pustaka
2.
Philip Kotler,
2002, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid 1 dan 2, Penerbit
Prehallindo, Jakarta
3.
https://id.wikipedia.org/